Tabayyun, ap itu tabayyun..?, aku sring mndngar na tpi ga tau apa arti na.
hehe..
aku brpikir sjenak dan pnsaran ttg hal itu, kmudian cari2 deh d mbah google dan dpt deh apa itu tabayyun..:)
Tabayyun adalah mengecek kebenaran suatu berita, agar tidak simpang siur dan menimbulkan fitnah. Setiap usaha utk membelokkan kebenaran dianggap fitnah, jadi yang namanya gosip, walaupun gak berbahaya, tetap saja fitnah, dan ini lebih kejam dari pembunuhan, jadi masalah ini sangat sensitif dalam Islam.
Suatu ketika, Abdullah bin Ubay, seorang pemuka kaum di Madinah yang merasa ‘tersingkir’ akibat keberadaan Nabi Muhammad saw. pernah berkata-kata buruk tentang umat Islam. Dia bicara di depan para pendukungnya yang tidak lebih dari 10 orang.
Zaid bin Arqam, yang waktu itu belum baligh (masih anak-anak), kebetulan lewat dan mendengarnya. Karena masih anak2, dia dibiarkan saja oleh Abdullah bin Ubay dan konco-konconya.
kemudian Zaid bin Arqam datang kepada Rasulullah saw. dan menyampaikan kata-kata buruk Abdullah bin Ubay tersebut. Rasulullah saw. memberikan 3 pertanyaan :
1. “Mungkin kamu marah padanya?” Zaid menjawab “tidak”
2. “Mungkin kamu tidak jelas mendengarnya?” Zaid menjawab “tidak”
3. “Mungkin ada kata-katanya yang kamu lupa?” Zaid kembali menjawab “tidak”
Disini ada pelajaran penting, tiga pertanyaan di atas mewakili tiga kemungkinan penyebab kesalahpahaman di tubuh umat. Tiga kemungkinan itu adalah :
1. Tidak objektifnya orang yang mendengar berita, mungkin karena marah, sedih, atau perasaan-perasaan subjektif lainnya, sehingga ia menanggapi suatu berita tidak sebagaimana mestinya. Itu sebabnya Rasulullah bertanya apakah Zaid sedang marah kepada Abdullah bin Ubay.
2. Pendengar tidak mendengar seluruh kata-kata sang pembicara (mungkin karena hanya sepintas lalu atau ada suara ribut di sekitarnya), sehingga makna yang ia tangkap pun sangat berbeda. Itu sebabnya Rasulullah bertanya apakah Zaid mendengar kata-kata Abdullah bin Ubay dengan sangat jelas atau hanya samar-samar.
3. Pendengar tidak mendengar seluruh kata-katanya si pembicara, hingga maknanya bisa sangat berubah. Kalimat “aku benci pada perbuatan dia” sangat berbeda dengan kalimat “aku benci pada dia”. Karena itu Rasulullah bertanya apakah ada kata-kata Abdullah bin Ubay yang lupa ia sampaikan kepada Rasulullah.
Zaid menjawab ketiga pertanyaan dengan mantap. Rasulullah saw. mengenal anak itu sebagai anak yang jujur. Tapi apa yang beliau lakukan selanjutnya? apakah beliau mengutus orang utk memenggal leher Abdullah bin Ubay?
Tidak. Beliau menunggu Abdullah bin Ubay untuk datang padanya dan menyampaikan penjelasannya sendiri. Dan Abdullah bin Ubay benar-benar datang karena takut akan diusir dari Madinah. Ia menyampaikan sumpah palsu bahwa ia tidak pernah mengatakan kata-kata buruk tersebut. Tapi kemudian turun ayat Al-Qur’an yang menyampaikan kebenaran berita Zaid bin Arqam teresbut. Barulah Rasulullah saw. benar-benar percaya. Sejak itu, beliau memalingkan wajahnya dari Abdullah bin Ubay.
1. “Mungkin kamu marah padanya?” Zaid menjawab “tidak”
2. “Mungkin kamu tidak jelas mendengarnya?” Zaid menjawab “tidak”
3. “Mungkin ada kata-katanya yang kamu lupa?” Zaid kembali menjawab “tidak”
Disini ada pelajaran penting, tiga pertanyaan di atas mewakili tiga kemungkinan penyebab kesalahpahaman di tubuh umat. Tiga kemungkinan itu adalah :
1. Tidak objektifnya orang yang mendengar berita, mungkin karena marah, sedih, atau perasaan-perasaan subjektif lainnya, sehingga ia menanggapi suatu berita tidak sebagaimana mestinya. Itu sebabnya Rasulullah bertanya apakah Zaid sedang marah kepada Abdullah bin Ubay.
2. Pendengar tidak mendengar seluruh kata-kata sang pembicara (mungkin karena hanya sepintas lalu atau ada suara ribut di sekitarnya), sehingga makna yang ia tangkap pun sangat berbeda. Itu sebabnya Rasulullah bertanya apakah Zaid mendengar kata-kata Abdullah bin Ubay dengan sangat jelas atau hanya samar-samar.
3. Pendengar tidak mendengar seluruh kata-katanya si pembicara, hingga maknanya bisa sangat berubah. Kalimat “aku benci pada perbuatan dia” sangat berbeda dengan kalimat “aku benci pada dia”. Karena itu Rasulullah bertanya apakah ada kata-kata Abdullah bin Ubay yang lupa ia sampaikan kepada Rasulullah.
Zaid menjawab ketiga pertanyaan dengan mantap. Rasulullah saw. mengenal anak itu sebagai anak yang jujur. Tapi apa yang beliau lakukan selanjutnya? apakah beliau mengutus orang utk memenggal leher Abdullah bin Ubay?
Tidak. Beliau menunggu Abdullah bin Ubay untuk datang padanya dan menyampaikan penjelasannya sendiri. Dan Abdullah bin Ubay benar-benar datang karena takut akan diusir dari Madinah. Ia menyampaikan sumpah palsu bahwa ia tidak pernah mengatakan kata-kata buruk tersebut. Tapi kemudian turun ayat Al-Qur’an yang menyampaikan kebenaran berita Zaid bin Arqam teresbut. Barulah Rasulullah saw. benar-benar percaya. Sejak itu, beliau memalingkan wajahnya dari Abdullah bin Ubay.
Begitulah tabayyun. Apakah Anda objektif? Apakah Anda mendengar dengan jelas? Apakah Anda mendengar secara lengkap? Kalau ketiga pertanyaan ini sudah dijawab, maka mintalah penjelasan, baru ambil keputusan.
Kita berlindung dari Allah dari sifat sombong, ujub diri, dengki, dan fitnah. Kita ini makhluk yang sangat terbatas. Terbatas ilmunya. Terbatas pengetahuannya. Bila kita sadar bahwa kita terbatas, maka kita akan menjadi manusia yang sangat hati-hati. Hati-hati dalam menyikapi sesuatu. Hati-hati dalam menilai sesuatu. Hati-hati dalam membuat kesimpulan terhadap suatu kejadian. Hati-hati meski sekedar dalam hati.
Oleh karena itu kita sebagai manusia hrus mngdpankan suara hati bkan emosi & ego kita dalam brtindak. Karena apbila dri ini telah termakan oleh emosi tdak akan pernah mnylsaikan msalah dan bhkan setan pn tersenyum bngga mlihat orang yang emosi tersebut..
Oleh karena itu saudaraku, jauhi lah sifat emosi dan ego tersbut dengan selalu mngdapnkan suara hati, berpikir positif, dan sbar..
Oleh karena itu saudaraku, jauhi lah sifat emosi dan ego tersbut dengan selalu mngdapnkan suara hati, berpikir positif, dan sbar..
Apbila emosi & ego telah masuk k tbuh kita bnyk2 lah bristghfar, klo tdak bsa maka diam/duduklah , dan apbla tdak bsa mka brwudu lah karena air wudu adalh penetral setiap msalah, predam sifat emosi dan ego kita..dan apabila tdak bsa juga maka salat lah..
Semoga tlisan ini bsa brmanfaat bagi kita semua, amin2..:)
(ngambil bebarapa sumber dari Belajar Islam)...
0 komentar: